Indralaya, Sumsel. Ribuan warga Desa Payaraman dan Desa Rengas, laki-laki dan perempuan, jumat (4/12) siang, menyerbu dan merusak base-camp Rayon-6 PTPN VII Cinta Manis, di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Aksi ini dipicu insiden beberapa jam sebelumnya, anggota Brigade Mobile Polda Sumsel menembaki se-kelompok warga. Akibtnya 11 korban luka-luka kena peluru.
Belum ada penjelasan resmi dari Kapolda Sumsel, Irjen Pol Hasyim Irianto. Aksi ribuan massa itu berlangsung sekitar pukul 13.00 WIB usai sholat jum'at, setelah warga menyaksikan beberapa korban terkapar di Puskesmas Payaraman Ogan Ilir Sumsel. Berikut kronologis kejadiannya:
Pukul 08.00
Karyaan PTPN VII merobohkan pondok-pondok di lahan sengketa. Kejadian disaksikan Rozali dan Wawan, warga Desa Rengas. Keduanya dibawa karyawan PTPN VII, dengan dikawal ketat aparat Brimob Polda Sumsel. Pasukan Brimob sudah sebulan ditugaskan dikawasan itu.
Pukul 11.00
Dua karyawan PTPN VII, Sugianto dan David disandera warga ketika melintas di Desa Rengas
Pukul 11.30
Warga kembali datang ke lokasi PTPN VII, mereka menuntut agar Rozali dan Wawan dilepaskan, namun warga dihadang oleh puluhan anggota Brimob.
Pukul 12.00
Di simpang 4 Rayon 6, terjadi bentrokan, Tidak jelas siapa yang memulai. Dua warga di lepas pasukan Brimob
Pukul 12.30
Suasana memanas, dan moncong senjata diarahkan ke warga. Terdengar tembakan yng diarahkan ke kerumunan warga, dan beberapa terkena tembakan. Warga tidak berlari, sebagian berusaha menyelamatkan korban yang terluka. Korban dibawa ke Puskesmas Desa Rengas. Warga Desa yang lainnya melihat korban terkapar di Puskesmas Desa Rengas, membuat mereka laki-laki, perempuan, tua-muda bergerak menuju menuju lokasi PYPN VII, dan bergabung dengan warga yang sudah datang lebih dulu. Ribuan massa datang menggunakan sepeda motor dan truk.
Di komplek PTPN VII Rayon 6 yang dijaga Brimob, warga melepaskan kemarahaanya. Massa menyerang dan merusak berbagai fasilitas milik perusahaan. Pos jga dibakar, kanto, perumahan karyawan serta alat berat gudang dan isinya di rusak massa dan dibakar.
Saat perusakan dan pembakaran, pasukan Brimob dan TNI yang berjaga menghindar pergi.
Pukul 15.00
Akasi massa baru berhenti. disitu masih tersisa 5 rumah yang hanya rusak. Api masih menyala membkar alat berat dan truk, ketika warga pergi. Bangunan rumah ibadah tetap utuh.
sumber : sriwijaya post
Catatan kak roni :
Masih segar dalam ingatan kita beberapa hari yang lalu konplik Cicak vs Buaya yang meruntuhkan kredibilitas Polri
Apapun alasannya tidak dibenarkan polisi melepaskan tembakan ke arah warga.
wah miris, ada apa dengan bangsa ini
BalasHapusweleh pengayom masyarakat seperti ini rupanya
BalasHapusturut prihatin bung...
BalasHapustentara n polisi sama saja huh
BalasHapussalam sahabat
BalasHapusapa ini salah kaprah ya,bukankah aparat merupakan pelimdung masyarakat tapi kok malah bikin yang ga baik gitu,diperlukan suatu sarana yg tepat lah he..he..gayaku rek..thnxs n good luck ya Kak Ron
wah saya makin gak ngerti soal polisi mas
BalasHapusparahh
beraninya sama penduduk
BalasHapushiih
masalha lagi lagi tuh
BalasHapuswah brimob gebleg
BalasHapuswahmantap tu bang
BalasHapusjangan lupa mampir n jitak dan koment ya sob http://alexait.blogspot.com/2009/11/hidup-untuk-berbagi.html
parah ni kok bisa kaya gitu
BalasHapussaya mendukung tentara!!!
BalasHapusaduh betul kak, gmana carnya bangsa kita bisa maj klo pemimpin ja ga bagus yah?
BalasHapusitualh gunanya bangun asset yang ideal, cuz tidak terpengaruh dengan adanya complete kyk giut heheh
katanya melindungi tapi kok malah menembaki sich....
BalasHapus